3 Tahun Kepergianmu, Raisa Chara Jasmine.

Ketika aku menulis tulisan ini, memori tentangmu seakan kembali.

3 tahun berlalu begitu cepat, seakan baru kemarin, kamu dikebumikan di tanah Sulawesi, di dekat kuburan nenekmu, 40 hari setelah nenekmu wafat. Maaf aku tidak ada disampingmu untuk terakhir kalinya, aku harap kau memaafkanku.




Seakan baru kemarin, aku mendengar semua catatan suara darimu yang kau rekam sebelum kau pergi, yang isinya bermacam-macam, membuat diriku semakin menyayangimu, mulai dari kamu bernyanyi sambil menangis, kamu juga menjelaskan bahwa umur tidak ada yang tau, kau bilang bahwa bisa saja besok atau minggu depan kau meninggal dunia dan apa yang kau katakan itu, benar terjadi.
Kau juga bercerita kepadaku lewat suaramu yang kau rekam, bahwa diri sangat cuek kepada dirimu, namun kau tetap sayang, entah apa yang membuatku begitu bodoh untuk cuek terhadap dirimu, maafkan aku atas semua kecuekanku. Banyak yang kau ceritakan, mataku tidak tahan mendengar suaramu, aku menangis, sangat menangis. Aku harus berterimakasih kepada kakakmu telah mengirimkan catatan suara itu, walaupun tulisanmu tentangku yang kau tulis di note handphonemu hilang terformat bersama foto-fotomu.

Seakan baru kemarin, aku shock mendengar orang yang aku sayang pergi untuk selamanya dari bumi ini. Ibuku menangis setelah aku beritahu bahwa dirimu pergi, adik busungku juga menangis. Jujur, aku ingin langsung pesan tiket ke Makassar saat itu, namun kamu tau, penerbangan Indonesia sedang sangat kacau. Dan kamu juga tau, aku tidak sanggup membeli tiketnya, saat itu aku masih belum punya tabungan untuk itu.

Seakan baru kemarin, kamu berjanji untuk kita bertemu lagi selepas kau pulang dari Sulawesi. Kita membuat planning untuk naik gunung bersama, aku sudah menyiapkan semua peralatan gunung untukku dan untukmu dalam tas berbeda, seadainya hari itu kamu datang ke rumah, kamu akan melihat aku sedang menangis dan membanting semua carrier yang aku siapkan untuk kita mendaki gunung. Aku sangat marah saat itu, maafkan aku, aku tau kamu pasti kecewa melihatku marah, seperti saat aku marah sepulang dari rumahmu karena diusir ayahmu. Aku minta maaf.

Seakan baru kemarin, aku menangis karena mendengar dirimu koma selama 2 hari. Aku sedang di Jogja, kamu boleh tanya kepada teman-temanku yang melihat diriku mengurung diri di kamarnya dan menghabiskan air mataku, namun, aku tersenyum lagi ketika kau menelponku dan memberikanku tawa. Aku tau kamu akan baik-baik saja.

Seakan baru kemarin, kamu tertawa atas materi-materi standupku yang aku coba padamu. Waktu itu, kamu satu-satunya tempat aku mencoba materi sebelum aku mencobanya di panggung openmic, terimakasih sudah mendengarkanku.
Kamu sudah mendengar materiku tentang dirimu? Aku harap kamu suka dengan materi itu, atau bahkan kamu hadir ketika aku membuat standup spesial yang membahas dirimu? Aku yakin kamu datang, aku bisa merasakannya. Standup spesial itu memang sengaja aku buat untuk dirimu dan kakekku.

Seakan baru kemarin, aku bertemu denganmu di panggung openmicku yang pertama, saat itu kau satu-satunya penonton yang tertawa akan materiku, saat penonton lain hanya diam dan menatapmu karena aneh melihatmu tertawa sendiri, saat itu aku tidak lucu, aku tahu itu, namun kau tetap tertawa, aku melihatmu, dan kau tersenyum padaku, aku masih ingat bagaimana aku jatuh hati padamu saat pertama. Aku tak tahu mengapa kau ketawa, yang pasti itu membuat mataku tak bisa berenti memandangmu.
Andai kau masih ada saat ini, aku akan menelponmu tiap malam seperti yang biasa kita lakukan, sebelum kau tidur, hanya untuk mencoba satu atau dua materiku yang baru, dan pasti aku akan selalu rajin membuat materi baru, walaupun bukan untuk materi standupku, setidaknya ada alasan untuk menelponmu, mendengar suaramu dan membuat malamku indah.

Kamu apa kabar disana?
Sehat kan?

Aku sudah lama kehilangan kontak keluargamu, setelah keluargamu pindah ke Kalimantan dan bang Raffi stay di Bandung, aku coba cari kontak bang Raffi lewat beberapa sosmed, tapi usahaku nihil. Aku mau silaturahmi ke keluargamu, ketemu mamahmu, cerita-cerita, ngobrol sama ayahmu dan bang Raffi, juga mau ketemu ralisha, Dia sekarang pasti udah mau masuk kuliah, tapi sayang, pasca kamu meninggal, ademu keluar dari pesantren Darqo dan harus ikut ke Kalimantan, jadi aku bener-bener hilang kontak keluargamu. Beberapa tahun lalu, aku masih sempet datengin rumahmu yang di Citra Raya, tapi ternyata sudah kosong, aku tanya satpam, beliau bilang rumahmu sudah dikosongin dan pindah ke Kalimantan. Aku masih mau mendenger cerita dari mamahmu tentang dirimu, hehe, aku gapernah puas kalo denger ceritamu, terutama dari mamahmu.
Beberapa minggu setelah kamu pergi, mamahmu menelponku dan beliau cerita bagaimana hari-hari terakhir kamu di Sulawesi, katanya kamu sering ceritain aku ke ibu kamu disana, ngebahas chat-chat aku yang ga penting sama ibu kamu, bahkan ibu kamu cerita kalo di detik-detik terakhir kamu pergi, yang kamu sebut namaku. Itu bener, Raisa? Pas ibu kamu cerita itu, aku terharu, ibu kamu bilang,

"Makasih ya, Nak Bachrul. Udah mau nemenin isa sampai akhir hayatnya. Makasih udah mau jadi penyemangat waktu dia operasi. Makasih udah mau jadi penyemangat dia hidup. Ibu gabisa kasih apa-apa, ibu cuma berharap kamu sehat terus."

"Aamiin. Makasih bu, ibu sudah lebih dari cukup. Ibu juga sehat-sehat ya."

"Iya, Nak"

Ohiya, kamu harus tau aku masih aktif main twitter. Aku kadang masih suka liat twit-twit kamu, walaupun cuma sedikit. Terutama twit-twit kamu yang terakhir, lirik lagu lyla - Detik Terakhir. Ah itu lagu yang kalo diputer tiba-tiba, aku pasti inget kamu. Beberapa bulan lalu, aku lagi ngegrab, dengerin radio, tiba-tiba radionya muterin lagu itu, kebetulan lagi kosong (ga ada penumpang), akhirnya aku ikut nyanyi dan aku nangis, aku emosi banget nyanyinya, gatau kenapa jadi inget kamu dan reflek aja nangis.

Nikmati detik demi detik, yang mungkin kita tak bisa rasakan lagi
Hirup aroma tubuhmu, yang masih  tak bisa lagi tenangkan gundahmu
gundahmu
Nyanyikan lagu indah
Sebelum ku pergi dan mungkin tak kembali
Nyanyikan lagu indah
Tuk melepasku pergi dan tak kembali

Kenapa lagunya cocok bangetttttt.
Apa Lyla sama kamu sekongkol untuk bikin lagu ini? biar aku selalu inget kamu kalo denger lagu ini?
Begitu juga dengan lagu ST12 - Saat terakhir, kamu nyanyi itu juga.

Aku tau, catatan suaramu adalah tanda perpisahanmu untukku, kenang-kenangan untuk diriku.
Tapi maaf, catatan suara itu sudah hilang beberapa, dan ada yang masih aku simpan di icloud biar tersimpan lama. itupun cuma yang kamu nyemangatin aku untuk standup. Sisanya hilang bersama hape lamaku yang dicuri. Maafin aku.

"Halo sayangggggggg. Udah malam senin ya? semangat ya standupnya,
Maaf aku gabisa nemenin kamu,
tapi kalo kamu bisa rasain aku selalu ada disamping kamu kok
Aku yakin kamu bisa jadi standup comedian yang profesional"

Setelah kepergianmu, belum ada yang menggantikan dirimu sebagai pacarku. Tapi kalo yang deket-deket aja banyak, kamu kan tau aku, hehe. Belum ada yang membuat aku jatuh hati seperti aku kepadamu. Enggatau sampe kapan, banyak yang datang, banyak juga yang aku datangi, tapi memang belum ada yang sampe menjadi pacarku, ibuku selalu bertanya apakah diriku sudah moveon, aku jawab ya, beliau bertanya lagi, kenapa belum punya pacar? Aku jawab, belum ada aja, suatu saat ada.
Ada yang cuma deket-deket aja.
Kamu pergi doang, engga ninggalin pengganti kamu. hehe.
Eh jangan deh, aku bisa cari sendiri.

Hehe,
Aku cuma ngasih tau kamu aja, kan ada di salah satu catatan suaramu yang bilang,

"Kalo aku ga ada, kamu harus ikhlasin aku
Aku mau kamu cari pengganti aku, tidak harus seperti ku.
Yang penting bisa ngertiin kamu"


Di 3 tahun kepergianmu aku ingin menyampaikan sesuatu, bahwa aku akan selalu menyayangimu, dan akan tetap begitu. Aku juga siap menerima wanita yang ingin menggantikan dirimu, jika memang cocok.

Untuk kamu,
Yang tenang disana, aku selalu doain yang terbaik buat kamu.
Mampir-mampir lagi atuh ke mimpi.

Iloveyou.
Alam.

Posting Komentar

6 Komentar