Bali, Aku Balik.

Malam ini saya menginjakan kaki kembali di Bali untuk kedua kalinya, setelah sebelumnya di bulan maret saya ke Bali membawa motor saya yang berniat mencari kerja dan pindah ke Bali. Tapi, kenyataanya baru 2 minggu saya berada di sini, panggilan kerjaan datang dan mengharuskan saya untuk pulang ke Jakarta dan meninggalkan motor saya di Bali.

Saat saya berniat meninggalkan Jakarta untuk pindah ke Bali, saya hanya berpegangan pada kata-kata Imam Syafi'i,

سافر تجد عواضا عمن تفارقه # وانصب فإن لذيذ العيش في النصب

[Safir Tajid 'iwadon 'amman tufariquhu # Wansob Fa inna ladzidzan 'aisyi fin nasobi]

yang artinya adalah

"Merantaulah/Berkelanalah, maka, kau akan menemukan pengganti untuk apa/siapa yang kau tinggalkan 
dan berusahalah karena kenikmatan hidup ada ketika kita berusaha"


Dengan berpegang kata-kata tersebut, saya berharap di Bali mendapatkan sesuatu yang bisa membuat saya menjadi lebih baik lagi.

Saya berterima kasih kepada diri saya karena berhasil untuk membawa diri saya ke tempat ini.

Saya menemukan bahwa kota ini berbeda, daerah ini berbeda, pulau ini berbeda.

Bertemu teman-teman baru dan lingkungan baru, gaya hidup baru, akhirnya membuat saya kembali membentuk diri saya.

Hari ini, saya duduk di sebuah kedai kopi yang pertama kali saya datangi setibanya saya di Bali, maret lalu, saya duduk di tempat sama pertama saya duduk, untuk merasakan rasa di bulan Maret lalu, bagaimana saya sangat mengaggumi kota ini.

Pagi ini saya bangun sangat pagi, setelah sebelumnya tertidur saat menonton Final Liga Champion di kamar teman saya, saya bingung harus apa, lalu saya terpikir untuk ke kedai kopi itu, sekalian ada beberapa kerjaan yang belum saya selesaikan.

Jadilah, saya kembali menulis blog saya yang sudah lama saya tinggalkan.

2 minggu saya berada di Bali, tiba-tiba ada tawaran untuk membantu salah satu program bulan puasa di salah satu channel youtube, awalnya saya ragu untuk pulang, karena saya masih ingin berada di Bali, tapi setelah ngobrol dengan teman-teman saya, akhirnya saya memutuskan untuk pulang ke Jakarta, karena mungkin ini bisa jadi awal untuk langkah baik saya ke depannya.

Ternyata benar, setelah saya taping 5 episode, saya berniat untuk balik ke Bali, tapi ternyata videonya trending di Youtube dan akhirnya dipanggil untuk taping lagi menjadi 12 episode, Bukan hanya itu, saya mendapat tawaran untuk membantu Standupindo dalam program #BukanyaStandupindo. Akhirlah kepulangan saya ke Bali tertunda, "mungkin abis bulan puasa saya akan kembali ke Bali". Tapi ternyata semesta berkehendak lain.

Saat bulan puasa berakhir, ada panggilan dari beberapa tempat yang menawarkan kerja, setelah beberapa kali berpikir dan bertukar pikiran dengan teman-teman saya, akhirnya membuahkan hasil bahwa "mungkin memang saya harus menetap di Jakarta dulu"

Hari ini, niat saya ke Bali berbeda dengan 3 bulan lalu, hari ini saya ke Bali untuk membawa motor saya kembali ke Jakarta dan untuk menghadiri pembukaan tempat usaha teman saya di Bali, bukan lagi untuk menetap.

Tujuan awal saya adalah landing di Bali, saya datangi soft opening Skate Tank Pizza (usaha teman saya), saya langsung gas pulang ke Jakarta, tapi Vengga dan Guntur menahan saya, dia minta saya untuk menetap dulu sehari, setidaknya menikmati apa yang saya rindukan di Bali, seperti Nasi Jinggo, Kedai pagi hari, Kedai kopi teman saya yang biasa saya datangi, akhirlah saya menunggu sehari unuk tinggal di Bali.

Pagi ini di kedai kopi yang sama tempat saya pertama datang ke Bali, saya berpikir bahwa mungkin Imam Syafi'i benar, bahwa ketika kita berkelana, kita akan mendapatkan apa yang kita tinggalkan, 

Namun, pada akhirnya saya sadar kembali, bahwa mungkin yang saya tinggalkan juga perlu untuk dapatkan kembali.

Posting Komentar

0 Komentar