Perjalanan Ciputat - Bali Part 1

Niat pergi ke Bali sebenarnya sudah lama saya buat, tapi tidak pernah terealisasikan.


Awalnya, memang bulan Maret saya dan janggut ingin pergi berkelana, naik motor berdua ke timur, tepatnya Labuan Bajo.


Tapi, semua sepertinya tidak akan terjadi dekat-dekat ini, karena sekarang saya tidak punya tabungan untuk merealisasikan niat itu.


Februari berakhir, saya resign dari kantor.

Februari berakhir, saya menyelesaikan pertunjukkan stand up saya.

Februari juga, saya bertemu circle baru dari aplikasi Clubhouse yang membuka pikiran-pikiran baru saya.


Di sebuah room Clubhouse, seorang teman dari Bali membuat saya yakin untuk membulatkan tekad pergi ke Bali dan mencoba menetap di sana.


“Karena kalo bukan sekarang, kapan lagi” - hanya itu yang ada di kepala saya saat itu.


Dengan memegang uang gajian terakhir dari kantor, saya memberanikan diri untuk berangkat pada tanggal 8 Maret, jam 2 pagi.


Perjalanan dari Ciputat ke Bali dimulai dari sebuah warkop di Ciputat, tempat anak-anak biasa nongkrong. Kebetulan anak-anak juga ikut nongkrong disana. 


Tujuan awal adalah Jogja, untuk bertemu Arief, seorang kawan dari Clubhouse juga. Saya membawa motor saya melewati jalur pantura, dimana itu jalan paling aman untuk memulai perjalanan ke jawa, karena walaupun perjalanan gelap, jalanan tetap akan ramai.


Saya ngegas N-Max saya dengan kecepatan kirakira 80-90KM/Jam untuk memastikan gua sampe Cirebon jam 7 pagi untuk istriahat dan sarapan, untungnya perjalanan lancar, jadi saya bisa istirahat di salah satu masjid di Cirebon dan sarapan bubur di daerah Cirebon. Tidur lumayan lama di Cirebon, bangun-bangun jam 11 siang. Udah terik, akhirnya saya gas lagi perjalanan agar sampai Jogja tidak larut malam.


Saya lupa kota apa saja yang saya lewati, tapi jam 3 siang, saya baru sampai Cilacap, saya berhenti di sebuah Indomaret untuk rehat dan minum vitamin C, biar tubuh tetap fit, sambil instagram live, biar ada temen ngobrol aja di perjalanan. Setiap saya berhenti di Indomaret atau apapun, saya selalu mengaktifkan instagram live saya untuk ngobrol sama siapapun yang masuk ke live saya.


Gas dari Cilacap, terus lewat purwokerto dan sekarang berubah jalur dari Pantura ke selatan. Lewatin pinggir pantai, dengan sepinya jalanan dan khas pinggir pantai, banyak yang jualan oleh-oleh.


Dari Cilacap langit sedang tidak bersahabat, jadi turun hujan lumayan lebat, tapi mau gamau, harus tetap terus digas, biar sampe Jogja ga malem banget. Untungnya saya pake helm full face, jadi mata aman dari air-air yang turun dari langit.


Sampai di Jogja jam 9 malam, saya ikutin maps untuk sampai ke kosan Arief Suherdi, ternyata maps itu mengarah ke sebuah peninapan di jojga, saya sampai sana, Arief baru saja memesankan satu kamar untuk saya istirahat, saya kaget. Karena saya dan Arief ini baru kenalan, tapi kenapa saya merasa sudah berteman lama, awalnya saya sungkan untuk menerima kamar yang ia pesan, tapi dia tetep kekeuh untuk menyuruh saya tidur di sana.


Mau ngga mau, saya harus tetap tidur di sana.


Arief ini membuat saya sangat-sangat berhutang budi dengan Jogja, terutama sama Arief.


Untuk bahan bakar yang saya gunakan Ciputat - Jogja adalah pertamax, perjalanan dari Ciputat jam 2 pagi - sampai Jogja jam 9 malam, membuat perjalanan ke sana membutuhkan 19 Jam. Dengan total saya 2 kali mengisi bahan bakar, full.


Jadi perjalanan saya ke Jogja memakan bahan bakar sebanyak 100rb.


Malam hari sampai di Jogja, saya diajak Arief untuk makan dan ngopi sekalian ngobrol-ngobrol.


Terima kasih, Arief.

Posting Komentar

0 Komentar