Bukan Review Joker (2019)

Keluar bioskop gua speechless sama film ini, gua jalan keluar bioskop, bahkan keluar mall dengan gaya Joker. Musik yang diputar di film ini juga masih muter sampe sekarang di otak gua. Di kepala gua selalu terngiang ketawa Arthur.

Awalnya, keluar bioskop gua mau ke holland bakery, engga beli roti, tapi pinta tepung, buat muka. Terus ke toko Wardah, minta lipstik, gua olesin ke bibir dan pipi. Biar mirip Joker. Tapi takutnya kalo ke Wardah, bukan dikasih lipstik merah, malah dikasih lipstik warna nude. Wkwk.
Untung gua engga jadi melakukan hal itu, karena itu hanya ada di pikiran gua.
Gua dan Joker 11 12.


Menurut gua, sedalem itu efek yang diberikan film ini.

Karakter Arthur yang diperankan oleh Joaquin Phoenix ini dapet banget, mendalami banget. Cocok lah dia meranin Joker, kalo yang meranin Joker adalah Aming, agak beda.

Apa karena gua udah lama engga nonton bioskop apa gimana ya, tapi yang gua rasa, sound yang diberikan film ini lebih keras, sangat berkelas, suara yang masuk ke frame tidak hanya dari main scene, tapi dari luar scene, membuat semua adegan seakan nyata. Kekacauan yang terjadi di Gothan terdengar sangat nyata dengan suara yang timbul di film ini.

Sejujurnya, film ini keren banget, gua di akhir film mau tepuk tangan, tapi kaya orang norak, apalagi gua nonton sendiri. 

Scene yang paling gua suka adalah ketika Arthur yang sudah menjadi Joker berangkat menuju acara yang dimiliki Murray Franklin, Scene Arthur turun dari tangga dan menari mengikuti irama musik, itu adalah scene terepik dalam film ini. Warnanya, pengambilan gambarnya.

Scene lain yang gua suka adalah ketika Arthur On Air di acara Murray, gua engga nyangka kalo ternyata Arthur akan ngaku di sana sebagai pembunuh 3 orang di kereta, ternyata sifat Arthur masih sama dengan sifat Joker di film The Dark Knight, tidak takut dengan apapun.

"Kalau belum nonton Joker, lebih baik menonton The Dark Knight dulu, biar gambaran tentang Joker lebih kentel"

Joker dan Batman Adalah Sama

Karena film ini, gua berasumsi bahwa Joker juga sama dengan batman di film The Dark Knight.

Bahwa, dua orang ini adalah dua orang biasa, bukan super hero, tapi aksinya sangat keren. Kalau Batman terkenal dengan kaya raya, sehingga bisa membuat alat-alat canggih yang bisa mengalahkan musuh-musuhnya.
Kalau Joker, terkenal dengan orang yang sulit ditebak, karena dia tidak punya pola dalam berbuat kejahatan, bahkan sampai akhir film. Joker tidak dapat ditangkap oleh Batman atau kepolisian Gotham.

Maka, pada film The Dark Knight, Joker maupun Batman tidak ada yang mati. Tapi menurut Gordon (Komisaris Gotham), Jokerlah yang menang dalam kejadian di film itu.

Gua juga setuju apa yang dikatakan Gordon, seharusnya di film The Dark Knight, Joker lah pemeran utamanya, dia yang merusak dua kubu, kubu baik Gotham dan kubu mafia.


Quote tentang Joker akhir-akhir ini


Akhir-akhir ini banyak orang-orang yang menonton Joker dan berpendapat bahwa 'orang jahat berawal dari orang baik yang disakiti'. Menurut gua, kata-kata itu tidak relevan menurut gua. Arthur menjadi jahat karena dia punya penyakit, di film ini Arthur digambarkan bahwa orang yang tidak pernah bahagia walaupun sering tertawa, mungkin jika dia disakiti, maka dia tidak punya pilihan selain melawan, apalagi setelah diberi pistol oleh kawannya, Randall.

Tapi, apakah kita harus berbuat jahat ketika diperlakukan jahat? Menurut gua tidak, kita berbeda dengan Arthur, kita mempunyai pilihan untuk tidak berbuat seperti apa yang dilakukan Arthur. Kalau kita melakukan hal serupa, mungkin kita mengidap penyakit yang sama dengan Arthur.

Jangan berdalih kalau kita disakiti kita harus menjadi orang jahat, jangan.

Menurut gua, film ini mau menunjukkan sesuatu yang lebih besar dari kata-kata itu ("Orang jahat berawal dari orang baik yang disakiti").
Sayang sekali, kalau penonton hanya mengambil tagline sesimpel itu dari 2 jam yang disajikan oleh Joker.

Apa yang gua dapat dari film Joker (2019)?

1. Berbuat baik kepada siapapun
Arthur di awal film ini diperlakukan sangat buruk oleh lingkungan, terutama pada scene papan tanda yang diambil oleh 5 anak dan berakhir dipukuli di gang kecil. Tapi, kalo diliat dari keadaan Gotham pada saat itu, lingkungan sangat kacau, bahkan orang tidak peduli dengan apa yang dilakukan orang lain. Menurut gua, scene Arthur dipukuli oleh 5 anak itu adalah menjadi titik balik dari semua kekacauan yang ada di hidupnya, karena kejadian itu, dia diberikan pistol oleh Randall, lalu berlanjut dia membawa pistol ke rumah sakit dan membunuh 3 orang di kereta.
Maka, apapun yang terjadi, cobalah untuk berbuat baik kepada siapapun, apalagi terhadap orang yang tidak kita kenal.

2. Memahami kondisi diri kita dan orang lain
Scene Arthur bercanda dengan anak kecil di bis yang berakhir ia dimarahi oleh ibu sang anak dan membuat Arthur bereaksi tertawa (Penyakitnya). Lalu, ia memberikan notes kepada ibu itu, lalu ibu itu memahami keadaan Arthur. Bahkan, Arthur memahami dirinya, karena itu dia memberikan ibu it notes.
Mungkin jika keduanya tidak saling paham kondisi masing-masing, akan terjadi keributan.

Scene ketika Arthur menembaki 3 pemuda di kereta juga terjadi karena kedua belah pihak tidak memahami kondiri diri masing-masing, Arthur tidak memberi notes itu kepada 3 pemuda itu dan 3 pemuda itu tidak juga mau mendengarkan apa yang ingin dikatakan Arthur, maka terjadilah perkelahian yang berakhir Arthur menembak 3 pemuda itu.

3. Standup Comedy
Beberapa kali gua ketawa atas jokes yang diberikan oleh komika di TV yang ditonton Arthur, tapi engga untuk jokes yang dibawa Arthur. Ini yang menjadi pelajaran buat gua, bahwa untuk memulai standup comedy, gua harus memulai dari kisah sekitar kita. Menurut gua, kalo Arthur membawakan jokes tentang dia dipukuli 5 anak kecil, mungkin akan menghasilkan ketawa. Tapi memang film ini ingin memberitahu bahwa Arthur bukan lah orang yang lucu di panggung, tapi lucu di dalam pikirannya.

4. Penjahat selalu 1 langkah lebih jauh daripada Polisi
Ini mungkin menjadi poin terakhir yang gua dapet, sebenarnya poin ini gua dapet dari film The Dark Knight, tapi di film Joker juga terlihat beberapa scene yang bikin gua menyutujui perkara ini. Jelas, ketika 2 detektif yang mengincar Joker, yang berakhir harus hampir mati dalam kereta. Kedua polisi ini salah langkah, masuk ke dalam kereta yang berisi demonstran bertopeng badut dan dengan tidak sengaja menembak salah satu demonstran, yang berakhir keduanya dipukuli sampai stasiun selanjutnya.
Mungkin, itu juga yang memicu jumlah besar dalam demonstran di akhir film ini.

Mohon maaf kalo tulisan ini engga jelas alurnya, karena emang ini bukan review, tapi gua cuma mau menyampaikan apa yang gua dapet dari film Joker ini. 

Film ini sangat layak ditonton di bioskop, karena feelnya akan beda kalo lu nonton di laptop atau di hape Mito.

Salam,
Alam.

Posting Komentar

0 Komentar