Toy Story 4
Rating : 10/10 (*****) Sangat direkomendasikan.
Sebenarnya gua udah nonton film ini dari hari jumat, awal penayangannya di bioskop Indonesia, tapi baru sempet nyentuh laptop, dan kali ini udah melewati editing yang panjang haha. Engga panjang sih, tapi lumayan. Sejujurnya gua seneng bisa kembali nonton film dan me-review, ini menjadi salah satu hobi gua juga, yang bisa bikin gua sedikit produktif dengan me-review filmnya.
Oke lanjut ke filmnya,
Review ini akan sangat singkat, karena film ini sangat-sangat-sangat bagus. Semua paket emosi sepertinya ada di dalam film ini, sedih, ketawa, senyum-senyum, nangis atau bahkan diam karena visual yang ditayangkan sangat eyegasm. Haha kenapa eyegasm sihhhh. Biarinlaah, pokoknya visualnya keren banget-banget.
Film ini lanjutan dari Toy Story 1-2-3 yang sudah tayang jauh sebelum film ini.
Toy Story 1 tayang pada tahun 1995, tahun kelahiran gua.
Toy Story 2 tayang pada tahun 1999, setahun setelah kerusuhan Indonesia (LOH)
Toy Story 3 tayang pada tahun 2010, gua masih di pesantren, sibuk ngaji.
Tentunya gua udah nonton film tersebut setelah keluar dari pesantren, memang film ini berbentuk animasi, tapi tidak sedikit yang menonton orang-orang dewasa, bagaimana tidak, mungkin mereka yang lahir di tahun 90 sudah mulai menonton Toy Story 1 ketika mereka berumur 5 tahun, pastinya sangat rindu dengan Woody dan Buzz.
Semua yang kita punya sekarang, mungkin, suatu hari akan lepas dari kita. Entah apapun itu. Kalimat ini mungkin yang bisa menggambarkan keseluruhan film Toy Story 4 ini, bagaimana perpindahan tangan mainan dari Andi kepada Bonnie. Yang berakibat Woody sang Koboy jarang dipakai untuk bermain. Diajak bermain adalah salah satu kesenangan buat para mainan, namun, walaupun Woody jarang dipakai untuk bermain, tapi di film ini Woody lah yang punya peran penting di setiap kehidupan Bonnie.
Woody secara penuh mengabdikan dirinya kepada Bonnie, walaupun tentunya Bonnie tidak menyadari itu. Pengabdian Woody kepada Bonnie sangatlah besar, dari membantunya membuat karya di kelas barunya, yang menghasilkan mainan baru, bernama Forky, sebuah garpu plastik yang dijadikan sebuah mainan yang ternyata hidup di kalangan mainan.
Boonie tidak bisa hidup tanpa Forky, karena Woody tau bahwa Forky lah yang membuat Bonnie senang setiap hari, maka, Woody selalu memastikan Forky tidak pergi kemana-mana. Tetap ada di sisi Bonnie.
Itu sedikit cuplikan tentang Toy Story 4.
Gua mau komentar tentang bagaimana komedi di film ini, sejujurnya gua sangat puas dengan komedi yang disajikan di film ini, sangat-sangat lucu. Gua sangat salut dengan pembuat film ini, karena bisa sangat rapi membungkus setiap jokes yang keluar. Terutama pada jokes kunci lemari, menurut gua itu jokes paling pecah dari film ini. Tentunya tanpa melewati lucunya dua boneka hadiah, kelinci dan bebek.
Pesan yang bisa diambil film ini banyak banget, contoh;
1. Woody mengajarkan bagaimana bekerja keras dengan ikhlas
Walaupun Woody tau pada akhirnya Bonnie tidak akan memakainya lagi sebagai mainan favoritnya, namun, ia memastikan bahwa mainan favorit Bonnie tidak akan mengkhianatinya, yaitu Forky. Perjalanan menjaga Forky adalah hal yang sangat berarti bagi Woody.
2. Gabby Gabby mengajarkan bahwa kita tidak perlu menjadi orang lain untuk dicintai
Gabby Gabby adalah boneka yang reject, kotak suara dalam dirinya rusak, maka ketika pertama kali dibeli oleh seorang anak, dia langsung tidak menerimanya. Maka, Gabby Gabby dibuang dan diberikan kepada toko barang antik punya neneknya. Sejak itu ia menunggu mainan lain yang mempunyai kotak suara bagus dan ingin menggantinya.
Namun, pada akhirnya ketika kotak suara Woody diambil dan ditukar oleh Gabby Gabby, tetaplah Gabby Gabby ditolak oleh anak tersebut. Pada akhirnya Gabby Gabby mendapatkan anak lain yang mau menerimanya. Kita tidak perlu berubah menjadi sempurna hanya untuk dicintai, cukup jadi diri kita, akan tetap ada yang mencintai kita.
3. Mainan lain sangat membantu
Mainan bekas Andy yang diberikan kepada Bonnie banyak sekali, namun, di film ini mereka jarang tayang, karena film ini fokus kepada Woody dan Forky. Walaupun begitu, mereka sangat membantu dalam menyelamatkan Forky dan Woody. Yang bisa gua tangkap adalah mereka sebagai mainan menganggap mainan lain adalah teman, maka teman yang baik tidak akan menginggalkan temannya di belakang.
Setidaknya 3 poin itu yang bisa gua kasih di sini, masih banyak pelajaran yang bisa diambil di film ini, maka, saran gua adalah tonton film ini sebelum selesai di bioskop-bioskop.
Mungkin kalian ada yang mau nambahin pesan dari film ini? Silahkan tulis di kolom komentar.
Bye.
I Love You.
Bachrul Alam
0 Komentar