"Makasih, Mpok"
Kata-kata itu yang mungkin hampir setiap hari keluar dari mulut saya, kata-kata yang saya berikan kepada pemilik sebuah warung nasi kecil di dekat kosan saya. Katanya sih, nama warungnya "Warung Nasi Barokah Mpok Niken". Semoga namanya menjadi doa untuk warungnya, karena barokah untuk pemiliknya, barokah untuk pembelinya dan barokah untuk negaranya.
Yap, memang nama pemilik sekaligus penjaganya bernama Niken, saya biasanya memanggilnya dengan sapaan Mpok. Saya tidak tau umurnya berapa, tapi dia sudah punya anak dan anaknya seumuran dengan saya, mungkin. Rumahnya di daerah Reni, Pamulang. Setiap hari pergi dari Reni ke Ciputat untuk berjualan nasi, pilihan yang tepat untuk usaha, karena dekat dari kampus 1 UIN dan dikelilingi kosan-kosan mahasiswa.
Di akhir hari, makanannya selalu habis. Setiap kali saya ke sana, warungnya selalu ramai, banyak yang memakan nasinya di tempatnya atau dibawa ke kosan masing-masing. Terkadang, pada siang hari, saya ke sana sudah tidak kebagian beberapa lauk favorit masing-masing, seperti ayam goreng atau ati ampela. Untungnya saya ke sana untuk membeli ikan tongkol kesayangan saya.
Mengapa saya memilih makan di tempat Mpok Niken?
Pertama, dekat dari kosan. Saya hanya perlu jalan kaki untuk mencapai warungnya, tidak perlu memanaskan motor dulu, karena Mpok sudah memanaskan nasinya. Padahal ada warung nasi lebih dekat lagi dari kosan saya.
Nah, ini ada alasan kedua, harganya murah. Bukan murah sih, murah banget. Ini mungkin yang membuat warungnya selalu ramai, jarang ada warung nasi yang semurah ini. Makan nasi + ikan, harganya hanya 8000. Sedangkan, nasi + ayam, harganya hanya 10.000. Perlu diingat, itu sudah dicampur sayur dan tempe goreng buatan Mpok. Jadi, sayur tidak pernah masuk dalam itungan siapapun yang makan di sana. Varian sayurnya pun bukan hanya satu, ada sayur kangkung, sayur toge, dan masih banyak lagi. 2 sayur itu sih yang sering saya konsumsi di sana.
Alasan ketiga, tempat makannya nyaman. Untuk yang satu ini, ada satu spot yang selalu saya suka untuk menikmati hidangan dari warungnya. Yaitu di bawah pohon ceri. Di sana saya bisa duduk lebih dari 1 jam, padahal makan hanya 10 menit atau 15 menit. Tapi nongkrongnya yang lama. Ngobrol dengan orang yang baru selesai makan juga. Bertemu dengan orang-orang yang baru, saya biasanya menanyakan mengapa mereka makan di sana, ya jawaban mereka engga jauh dari alasan yang saya paparkan di tulisan ini. Kecuali satu orang, alasan dia makan di sini karena ini warung ibunya.
Alasan keempat, Mpok Niken ini orangnya sangat baik. Asik juga orangnya, kadang saya becandain, dia pun merespon candaan saya. Tapi ya mungkin namanya orang tua, dia selalu mengulang-ulang cerita. Nah, kalo kalian udah sering mengulang-ulang cerita, itu tandanya kalian sudah mulai menua. Dia sering juga memberi makanan tambahan ke saya jika ada lauk yang memang tidak dia jual tapi cuma buat konsumsi dia, ini menambah nafsu makan saya di sana. Saya kadang ngutang juga di sana kalau lupa bawa duit ke warungnya, dia bahkan sangat santai menghadapi utang, kata dia santai aja, kalau engga ada uang, nanti aja. Ya saya mah uang ada, kadang aja lupa bawa uangnya. HAHA.
Dia juga sering ngasih makanan gratis kepada tukang sampah, saya sering melihat dia memberi cuma-cuma. Banyak yang saya dapat dari dia, kata dia, semakin sering kita ngasih, insya Allah apa yang kita kasih akan balik lagi. Kata-kata itu sempat saya candain, "Ya mpok, ga asik dong kalau dibalesnya sama. Contoh, Mpok ngasih makan ke pemulung, terus nanti Mpok dikasih nasi lagi sama orang, lah mpok kan udah numpuk nasi noh, kaga abis nanti". Mpok ketawa terus bales omongan gua dengan bilang, "ya engga gitu, Rul. Dibalesnya sama Allah dong". Padahal saya mau bales lagi, tapi saya tahan takut ga lucu, hahahahaha.
Saya biasanya kalo ke sana selalu memesan nasi + ikan tongkol + sayur kangkung, tidak lupa memesan teh manis panas di warung kecil sebelah warung nasi Mpok. Untuk menemani nongkrong di sana. Untuk makan satu kali di sana, saya hanya menghabiskan sekitar 11 ribu, jika tidak nambah minuman lagi. Di warung lain mungkin bisa 12 ribu hanya makanan, belum minuman. Di tempat mpok juga gua bisa bebas nongkrong berapa lama, asalkan ada tempat yang enak di bawah pohon, kalau guanudah dapet tempat yang gaenak, ga bakal lama di warung nasi itu, paling pindah warkop paman.
Jarang sekali saya membungkus makanan saya dan dibawa ke kosan. Karena suasana makan di sini berbeda dengan di kosan, di kosan saya sumpek, ventilasi yang kurang memadai, akhirnya angin enggan masuk ke kosan untuk bersilaturahm dengan saya. Jadi lah saya sering makan di tempat mpo Niken, untuk kenikmatan kulit saya bertemu angin, yang jarang saya temukan di kosan.
Jadi, buat kalian yang mencari makan di daerah Ciputat, khususnya sebrang kampus UIN. Coba untuk mampir ke warung nasi barokah Mpok Niken. Untuk menikmati hidangan kelas atas, namun harga kelas bawah. Ini serius. Kalau kalian datang ke sini karena tulisan saya, tolong bilang ke mpok, saya ke sini karena saya. Ini itung-itung promosi untuk Mpok Niken yang sudah baik selama ini.
Terima kasih.
God Bless You.
I Love You, All.
Jadi, buat kalian yang mencari makan di daerah Ciputat, khususnya sebrang kampus UIN. Coba untuk mampir ke warung nasi barokah Mpok Niken. Untuk menikmati hidangan kelas atas, namun harga kelas bawah. Ini serius. Kalau kalian datang ke sini karena tulisan saya, tolong bilang ke mpok, saya ke sini karena saya. Ini itung-itung promosi untuk Mpok Niken yang sudah baik selama ini.
Terima kasih.
God Bless You.
I Love You, All.
0 Komentar