Di perjalanan dari pertigaan rumah Galang (namanya yang gua anter) ke rumah Jupri, gua mikir apakah aneh ya orang yang membantu yang malah bilang terima kasih. Setelah gua berdiskusi sedikit dengan Jupri, ternyata memang hal itu adalah sesuatu yang jarang dilakukan orang, atau bahkan, jika orang berterima kasih setelah membantu orang lain, itu ada lah bentuk dari sindiran untuk orang yang dibantu agar berterima kasih lebih dulu.
Contoh kata terima kasih yang dijadikan sebuah sindiran,
Anton membantu tugas Andin, lalu setelah itu Andin belum juga berterima kasih atas apa yang dilakukan Anton, karena Anton merasa tidak dihargai, akhirnya dia yang berterima kasih. Dengan niatan untuk menyindir Andin untuk berterima kasih.
"Makasih ya, Ndin"
Kalau Andinnya peka, kelanjutan cerita di atas akan seperti ini:
"Eh iya sori, Ton. Gua lupa ngucapin makasih. Makasih banyak ya Anton, ini Sate Taichan dari kulit armadilo muda, buat lu"
Tapi, kalau Andin engga peka, kelanjutan ceritanya akan membuat Anton jengah sendiri:
"Yaelah, selow kali, ngapain terima kasih. Lain kali bantu gua lagi ya"
Karena Anton kesal, akhirnya dia pergi ke Saturnus untuk menanam jagung bakar.
Menurut gua, ucapan terima kasih yang diniatkan untuk sindiran itu engga bagus aja. Harusnya ikhlas mengucapkan terima kasih tersebut, apapun yang dikatakan orang yang kita bantu, tidak akan membuat niat awal kita membantu jadi berubah.
Maka, yang harus dilakukan pertama sebelum membantu orang adalah meluruskan niat untuk membantu dengan tulus tanpa niatan apapun, yaudah gua mau bantu aja kok. Jadi, pada akhirnya lu yang berterima kasih duluan, ya engga apa-apa, atau dia langsung cabut tanpa bilang terima kasih, juga gapapa. Jangan marah terus masukin uler kobra ke kupingnya. Jangan. Bahaya.
Gua pun masih mencoba untuk selalu berterima kasih pada apapun, orang yang gua bantu, apalagi orang yang ngebantu gua. Kata terima kasih mungkin kata yang simpel, namun dalam maknanya, ada kata syukur di sana kepada orang yang saling dipertemukan tuhan dalam hal terkait.
Ohiya, kembali ke cerita gua di awal tentang gua nganterin Galang ke pertigaan rumahnya. Gua berterima kasih ke dia bukan karena mau nyindir dia, tapi gua berterima kasih karena sudah mau menebeng dia gua, ya karena ada dia jadi gua bisa mendapatkan satu kebaikan di tengah malam, coba kalau dia ga nebeng, mungkin belum ada kebaikan tadi malam yang gua lakukan. Kata terima kasih yang kita lontarkan juga bisa jadi bukan ditujukan langsung ke orang yang kita bantu, tapi kepada tuhan, karena mempertemukan kalian berdua. Berterima kasih juga kepada tuhan sudah dijaga sampai titik di mana kalian berdiri.
Maka dari cerita yang gua alami semalam, gua berpendapat bahwa, tidak ada salahnya kita berterima kasih kepada orang lain yang kita bantu. Namun, memang stigma di masyarakat sudah sangat dalam, bahwa kalau orang mengucapkan terima kasih dalam hal seperti ini adalah sebuah sindiran. Ya, people judging. Yang penting, lakukan apapun yang menurut kalian baik, semoga orang lain bisa melihat itu dari sudut pandang yang sama kaya kita, biar engga ada salah paham. Memang kadang kita harus melihat sebuah masalah dari sudut pandang lain, agar mendapat angle penyelesaian masalah yang berbeda.
Ayo, teman-teman, mari kita mulai membiasakan berkata terima kasih kepada siapapun itu. Pada kegiatan apapun. Dengan banyak berterima kasih, semua orang akan merasa dihargai, semua orang akan merasa bahwa kehadirannya di muka bumi ini bukan petaka bagi bumi, tapi ada nilai plus yang bisa dirasakan oleh orang lain. Dengan terima kasih, orang lain bisa merasa dianggap.
Bukankah indah, jika ada orang yang berubah karena ucapan terima kasih dari kita? Walaupun kecil kemungkinan jika mereka langsung memahami maksud ucapan kalian itu bukanlah sebuah sindiran, namun hanya kata-kata yang ingin disampaikan.
Terima kasih ya.
Alam
I Love You All.
0 Komentar