Review Alpha

Ini baru film GGS yang sebenarnya

Ganteng Ganteng main Serigala.

Film ini keren, kalo lu suka dengan film-film yang sedikit obrolannya, tapi lebih menonjolkan adegan-adegan dan emosi. Percakapan di film ini sedikit banget, kayanya pemeran di adegan ini lagi pada marahan deh. Semoga cepet maaf-maafan ya kalian.

Film ini tentang cara orang bertahan hidup sendiri, eh sebenarnya engga sendiri sih, dia bertahan hidup bersama hewan yang dia pelihara, yaitu seekor serigala betina. Keda (Kodi Smit-McPhee) bertemu dengan Alpha (si serigala) karena Alpha terluka dan dibantu oleh Keda. Padahal Keda sendiri yang bikin Alpha sakit hahahahaha. Manusia gitu tuh, disakitin dulu baru kita perbaiki.

Alpha ini mirip-mirip sama film the Revenant, bagaimana film membawa tokoh utama dari masalah ke konklusi, tapi kalo dibanding the Revenant, kerenan the Revenant sihhhh. karena di film Alpha ini emang pure banget tentang Keda yang bertahan hidup setelah dikira meninggal oleh sukunya ketika mencari daging untuk persiapan musim salju.

Yang bikin keren juga bahasa yang dipakai sepanjang film, kayanya sih itu bahasa purba. Gua engga belajar soalnya bahasa purba di sekolah dulu, haha. Intinya sihhh bahasanya engga kita kenal, kecuali satu. Ada 1 kosa kata bahasa Indonesia yang keluar di beberapa scene, yaitu kata "AYAH". Keda beberapa kali memanggil bapaknya dengan panggilan "AYAH". Saya liat di subtitle juga artinya ayah. Mungkin itu bahasa purba dulu. who knows.

Banyak pelajaran yang saya dapat dari film ini, contohnya, hidup itu harus fokus dan sabar, itu yang dikatakan Tau (Jóhannes Haukur Jóhannesson) alias ayah Keda yang juga seorang kepala suku tersebut, Tau mengatakan itu ketika Keda tidak bisa membuat api dari gesekan kayu. Namun, pada akhirnya Keda berhasil membuat api pada saat bertahan hidup sendiri. Masih banyak pelajaran yang saya dapet, tapi lebih baik kalian dapatkan sendiri dengan menonton film tersebut yaps.

Alur filmnya pelan banget, jadi ya bisa bikin kalian ngantuk kalau engga biasa nonton film yang sepi-sepi begitu. Saya sih engga ngatuk, saya ngantuk kalo nonton rumah uya. haha.

Saya sih dimanjakan dengan visual film ini, latar-latar setiap scene keren, ampe mikir ini mereka syuting di mana. Seru juga kalo kesana. Tapi saya mikir engga mungkin di taman safari, soalnya rame yang naik mobil.

8/10 sih saya kasih rating.

Direkomendasikan buat kalian untuk nonton ini, mengisi waktu luang di sela-sela kehidupan yang cape ini. Tapi usahakan nontonnya jangan bawa anak yaa, buset tadi di studio saya ada anak dari awal film sampe mau akhir naik turun tangga studio. Ganggu banget, tapi lucu sih anaknya. Saya keganggu karena saya duduk di bangku paling ujung dan dia selalu lewat samping saya, untung saya engga iseng, pura-pura jadi bapaknya haha.

Ehiya, kalian baca review itu niatnya jangan buat tinggiin ekspektasi ya, karena selera saya aja beda dengan kalian, ya kalian baca review itu buat referensi aja. Jangan sampe malah menyalahkan yang review karena menaruh rating terlalu tinggi, padahal memang bukan tipe film yang kalian suka. Jadi plis be smart watcher, Okay!

Selamat menonton!

Alpha is Online.

Posting Komentar

0 Komentar