God feeds me

Beberapa hari ini saya melewati hari-hari yang spektakuler, karena bertemu dengan orang-orang baik. Mungkin bukan bertemu, tapi dipertemukan Tuhan. Yaps. Saya bertemu teman saya hari ini, itu karena Tuhan yang mempertemukan saya dengannya. Itu mungkin yang disebut rezeki dari tuhan, rezeki yang Tuhan beri ke saya bisa berbentuk apapun, entah kesehatan, pertemuan, makanan, atau apapun. Bentuk rezeki yang Tuhan beri banyak sekali, sulit untuk kita hitung, maka Tuhan sudah memberi tahu bahwa rezekiNya memang tidak bisa dihitung. Memang bukan tugas kita menghitung rezekiNya, tugas kita adalah mensyukuri apa yang diberikan kepada kita.

Jika kita bersyukur dengan apa yang diberi Tuhan, Ia akan tambahkan rezekinya ke kita.

Itulah bagaimana rezeki berkerja.

Saya pernah membaca suatu tulisan "Rezeki itu bukan bagaimana kita berusaha, tapi bagaimana Tuhan memberi". Saya setuju pada kata-kata ini, karena bagaimanapun, tugas kita hanya berusaha, masalah rezeki biar Tuhan yang ngatur, kalaupun uang yang dirasa masih kurang, mungkin diri kita yang kurang bersyukur dan bekerja keras.

Banyak orang yang bekerja keras, banting tulang, tapi hasil yang didapat tidak sedikit, tapi ada orang yang bekerja sedikit, banyak yang dia dapat, sebegitu misteriusnya sebuah rezeki, bahkan kalau dipikir dengan akal manusia tidak akan bisa. Ada teman saya yang berusaha mati-matian untuk mengikuti tes ujian masuk universitas negeri, dengan les dan lain-lain, menghabiskan waktunya hanya untuk belajar menjawab semua pertanyaan yang keluar di ujian, namun tidak lolos dalam ujian tersebut, sedangkan ada juga teman saya yang belajar seadanya, namun lolos dalam ujian masuk perguruan tinggi negeri, apakah itu sebuah kebetulan? Menurut saya bukan, itu adalah sebuah rezeki. Let God manage it all.

"Man proposes, God disposes"

Saya pernah melewati satu hari tanpa mengeluarkan uang sama sekali, bukan saya tidak punya uang, tapi saya baru saja menyewa sebuah ruko untuk melanjutkan usaha warung kopi saya di daerah Cirendeu, akhrinya habis uang persediaan saya, saya tidak memikirkan bagaimana makan, saya yakin tuhan akan memberi saya makan dengan caraNya. Akhirnya pada hari itu, pacar saya membawakan bekal untuk saya, bekal yang dibuat oleh ibunya, dia membekali saya ikan yang dikasih sambal, memang saya suka ikan, apapun itu, saya datang ke warung nasi langganan saya, untuk membeli nasi, tetapi ketika saya ingin membayar, Mpok Niken (Pemilik warung nasi) bilang gratis untuk saya, akhirnya saya berterima kasih kepadanya. Saya makan nasi dan ikan yang diberikan Sasa, karena ikan yang dibekali ke saya sangat besar, akhirnya saya sisakan untuk makan siang. Selang waktu berjalan, saya berada di kantin Fakultas Psikologi UIN bersama pacar saya dan teman-temannya. Saya membeli nasi kepada ibu kantin yang ternyata ibu dari teman saya, ibu itu memberikan saya sayur kangkung untuk lauk tambahan, saya berterima kasih kepadanya.

Malamnya, saya di warkop, menunggu akhir-akhir waktu warkop saya berakhir, tentunya bersama pacar saya dan temannya. Ketika ingat belum makan, tiba-tiba teman saya, Ucup datang, membawa 3 bungkus indomie, akhrinya dia kasih saya 2 bungkus indomie goreng, langsung sama masak dan makan.

Di hari itu, saya belajar bahwa Tuhan selalu punya cara untuk memberi makan hambanya. Apapun yang terjadi. Yang penting kita bisa terus berusaha menjemput rezeki tersebut.

Mungkin ada yang berpikir bahwa kejadian di atas biasa saja, oke, itu hak anda menilai, namun, saya hanya ingin berbagi pengalaman saya melewati one day with almost no money. Saya berpikir bahwa pacar saya membekali makanan itu bukan kebetulan, sudah diatur oleh Tuhan. Bahwa saya bermain di kantin Psikologi bukan sebuah kebetulan juga, itu sudah diatur. Ucup yang tiba-tiba datang, bukan sebuah kebetulan. Bahwa semua yang terjadi sudah diatur oleh Tuhan. Tugas kita hanya menjalaninya dan bersyukur bahwa hari ini kita masih bisa hidup dan beribadah kepadaNya.

Saya ingat apa yang dikatakan oleh Mbah Sudjiwo Tedjo, "Menghina Tuhan tak sampai hrs mbakar Kitab Suci-nya. Besok kau khawatir tak bisa makan, kau sudah menghina Tuhan, Cuk".Yaps. Saya yakin tuhan besok akan tetap memberi saya makan, entah bagaimana caranya, biarkan Tuhan yang mengatur itu, kita tetap harus beribadah dan bersyukur.Dari saya Alam.

Posting Komentar

0 Komentar