Semoga di atas ada sinyal buat browsing ya.
Kalo ada minta tetring tetangga sebelah, kayanya pake smartfren deh.
(Ato itu panggilan gua buat kakek gua, itu diambil dari bahasa Bugis, gua lebih enak manggil Ato daripada kakek karena udah kebiasaan dari kecil dan biar masih ada darah Bugis yang mengalir di tubuh gua ehe, karena sesungguhnya gua lahir di Jakarta, bingung juga disebut orang mana, kedua orang tua gua dari Makassar, makanya gua masih bangga menyebut diri gua Bugis, walaupun banyak yang bantah, mugnkin gua bisa rebut diri gua itu Half Blood Bugis.)
Sudah 3 tahun Ato pergi, terakhir aku melihatmu tanggal 5 Mei 2015 lalu, itupun kau sudah tidak bisa membalas salamku dan senyumku. Kau hanya diam tak berkutik, kau hanya tersenyum dengan mata tertutup, aku tak bisa tersenyum, aku hanya bisa menangis, terutama ketika pertama kali aku membuka kain yang menutupi wajahmu, aku tak kuasa menahannya, karena semua yang ku ingat hanya kenangan-kenangan kita bersama. Aku masih bisa merasakan dirimu ada di sekitarku saat itu.
Dari kecil, aku selalu dekat denganmu, Ato. Walaupun kau sering memukulku ketika aku t
idak mau tidur siang dan lebih memilih bermain tajos, tapi aku tetap menyayangimu, Ato. Aku sering datang ke rumahmu, entah silaturahmi atau hanya bermain. Rumahmu adalah rumahku juga, tempat tidurmu pun tempat tidurku juga, bahkan beberapa orang berbicara kalo diriku ini adalah duplikat dirimu. Aku bangga, Ato.
idak mau tidur siang dan lebih memilih bermain tajos, tapi aku tetap menyayangimu, Ato. Aku sering datang ke rumahmu, entah silaturahmi atau hanya bermain. Rumahmu adalah rumahku juga, tempat tidurmu pun tempat tidurku juga, bahkan beberapa orang berbicara kalo diriku ini adalah duplikat dirimu. Aku bangga, Ato.
Satu momen yang selalu aku ingat dan aku tertawaan tentangmu adalah ketika Ato mau mengantarku pulang ke rumahku karena besok aku harus sekolah, habis masa liburanku di rumahmu, waktu itu kita naik kereta dan kereta dahulu berbeda dengan sekarang yang rapih dan kondusif. Kereta dulu pintunya tidak selalu ketutup, ketika kereta berhenti aku diturunkan olehmu terlebih dahulu baru kau turun, ketika aku sudah di bawah, Ato baru turun, tapi sayangnya ketika Ato mau turun, kereta sudah jalan duluan, Ato jatuh, aku masih ingat, aku dulu khawatir, namun sekarang aku malah tertawa mengingat kejadian itu, karena ketika Ato jatuh, Ato stay cool banget hahaha dan bilang, "jangan cerita ke mama kamu". Aku hanya mengangguk waktu itu.
Tapi sesampainya aku di rumah, malah Ato yang cerita ke mamaku.
Hahahaha. Gimana sihhhhhh.
Biarkan yang mengalaminya yang bercerita.
Ini lebaran ketiga tanpa kehadiranmu, Ato. Biasanya Ato selalu diam di atas kursi menunggu cucu dan anaknya datang dan bersalaman meminta maaf kepadamu, biasanya keluargaku yang paling lama datang, karena jarak yang memisahkan rumah kita. Namun, aku tak pernah absen untuk mengunjungimu di hari raya itu. Biasanya kau menyuruh cucu-cucumu menunjukkan kemampuan mereka, dulu, waktu aku masih terbiasa berceramah, kau suruh aku berceramah di depan saudara-saudara yang lain. Adikku yang hafal Qur'an pun kau suruh ia membaca Qur'an. Dan kami senang kau suruh, Ato. Untung adikku tidak ada yang bisa parkour.
Kau juga pernah memanggilku secara tiba-tiba ke depan masjid untuk ceramah saat sholat tarawih, padahal kau belum memberi tahu aku bahwa aku harus ceramah malam itu, untungnya aku punya stok materi ceramah yang bisa ku bawa, kalo tidak, mungkin aku akan membacakan utang negara atau cerita bangsa Viking.
Haha.
Sekarang aku tertawa kalo mengingat Momen itu, karena setelah itu aku selalu tanya kepadamu ketika mau sholat tarawih siapa yang ceramah, aku takut kau memanggilku tibatiba seperti dulu.
Sekarang aku tidak pernah ceramah di masjid dekat rumahmu lagi.
Maafkan aku belum bisa lulus kuliah ketika kau masih hidup, karena memang belum saatnya, kalo ngga salah waktu itu aku semester 5, engga mungkin aku maksa wisuda semester 5, kecuali kau rektornya.
Aku ingin sekali kau hadir di wisudaku. Tapi sekarang sudah tidak bisa, ku harap nenek mau datang. Doakan aku secepatnya menyelesaikan kuliahku, Ato. Kalo bisa bantuin cari reverensi nih, haha.
Kau tau, Ato, saat ini sedang ada penghelatan akbar piala dunia, mungkin kau menonton juga disana, aku harap begitu, karena aku selalu ingat, ketika piala dunia berlangsung kita selalu nonton bersama di rumahmu, terutama pada piala dunia 2014 silam, sebelum kau pergi selamanya dari dunia ini.
Aku tau jagoan, ya, Brazil, karena kau selalu membangunkanku untuk menonton tim kesayanganmu dari dulu, mungkin dari saat aku belum sangat mengerti pertandingan bola, kau selalu sebut-sebut pemain Brazil kesukaanmu, ya, Neymar. Dia pemain keren, Ato, tapi sayang lembek sekali, mungkin lebih lembek dari seblak belakang rumahku, karena aksinya akhir-akhir ini yang membuat semua orang di dunia yang menonton piala dunia tau bahwa dia ahli dalam drama di lapangan, tidak tau kalo di luar. Apa kau menyadarinya, Ato? hehe
Jagoanku? tetap sama, Ato. Jerman. Saat piala dunia 2014, tim kesayangan kita saling bertemu di semi final dan kita setuju untuk nonton bareng di rumahmu, haha, mungkin kalau kau ingat hari itu, kau akan tertawa, karena bagaimana sedihnya kau ketika tim kesayanganmu dibantai oleh tim kesayanganku 7-1. Skor yang fantastis untuk ukuran piala dunia, Ato. Namun, kau tetap menemaniku di depan tv, sambil mengomentari beberapa permainan para pemain, ohiya, aku baru ingat, 2014, saat itu Neymar tidak dimainkan lawan Jerman karena cidera yang dialami saat pertandingan sebelumnya. Apakah kau berharap Neymar membawa Brazil juara pada tahun ini, Ato? karena aku tidak bisa menaruh harapan apa-apa lagi pada Jerman, karena tumbang di babak grup, bahkan menjadi posisi paling bawah, kalo kau masih hidup mungkin sudah mengejekku karena Jerman tidak lolos, huft. Jadi sekarang aku hanya meramaikan piala dunia tanpa tim kesayanganku lanjut ke babak selanjutnya.
Semoga Brazil masuk final dan bertemu Inggris, Ato. Karena itu adalah final yang menurut aku sepadan dan seru untuk ditonton dan semoga kau nonton aku menonton piala dunia, ya, Ato.
Semoga aku bisa bertemu denganmu lagi di alam yang lebih kekal disana, karena banyak sekali cerita yang ingin aku ceritakan, tidak, tidak bisa hanya disini, banyak sekali, mungkin beberapa akan aku ceritakan lagi jika aku ingin. Doakan nenek agar selalu sehat untuk melihat cucunya ini wisuda dan bertahan hidup di kerasnya kehidupan karena untuk saat ini, aku selalu ingin dekat dengannya, karena kehadirannya menyejukkan.
Selanjutnya aku ingin menulis tentangmu, Nek.
Terima kasih, Ato.
Aku sayang, Ato.
1 Komentar
Serasa masuk ke dalem ceritanya, sedih ada ketawa ada :))
BalasHapusSukaaaa