"Halo aku Alam"
Diam
Tidak ada jawaban sama sekali, hanya tatapan sinis dari seorang wanita yang ku ajak kenalan. Apakah diriku bau? Atau mungkin tampangku seperti preman Tanah Abang?
Oke aku tidak akan memaksa dirinya untuk berkenalan
"Hehe, salam kenal ya"
Sekali lagi, dia menatapku dengan sinis. Namun, aku langsung pergi dari hadapannya. Aku berharap bertemu dengan dirinya kembali.
Diam
Tidak ada jawaban sama sekali, hanya tatapan sinis dari seorang wanita yang ku ajak kenalan. Apakah diriku bau? Atau mungkin tampangku seperti preman Tanah Abang?
Oke aku tidak akan memaksa dirinya untuk berkenalan
"Hehe, salam kenal ya"
Sekali lagi, dia menatapku dengan sinis. Namun, aku langsung pergi dari hadapannya. Aku berharap bertemu dengan dirinya kembali.
Perjalanan pulang yang panjang.
Ohiya, aku sedang ikut salah satu seminar kebangsaan di kampusku saat mengajaknya berkenalan. Dia duduk tepat di sebelahku, aku hanya ingin berkenalan, mungkin ingin berlanjut, tapi aku tahu diri, jadi hanya kenalan saja. Tapi yang kudapat hanya tatapan sinis.
Aku percaya akan bertemu dirinya kembali entah dimana dan kapan.
Tapi aku yakin.
Aku menyimpan keyakinan itu sampai aku mengikuti sebuah kelas Pancasila, aku mengulang pelajaran itu karena nilaiku yang jelek saat semester 2. Tidak disangka-sangka dia memasuki kelasku, aku tak henti memandangnya, sama seperti pertama kali melihatnya, aku selalu suka. Saat dia masuk, seluruh kelas mulai terlihat merapihkan posisi duduknya masing-masing. Ada yang aneh. Dia berhenti di depan kelas dan berkata, "Silahkan yang hari ini presentasi bisa maju sekarang, karena pak Aziz tidak bisa hadir hari ini, jadi saya yang menggantikan posisinya"
Dia melihat kearahku dan sedikit kaget, lalu melanjutkan perkataannya,
"Terimakasih" dengan sekali lagi memandang diriku.
Dia melihat kearahku dan sedikit kaget, lalu melanjutkan perkataannya,
"Terimakasih" dengan sekali lagi memandang diriku.
Mungkin bukan hanya dia yang kaget, akupun sangat kaget, karena ternyata wanita yang aku ajak kenalan saat itu adalah asisten dosen.Di akhir pelajaran, aku langsung keluar kelas karena malu dengannya, namun dia mengejarku.
Dia berkata, "Kamu tau sekarang namaku"
Aku tersenyum.
"Hehe iyaa Anita, aku duluan yaa"
Dia tersenyum kembali
Aku berlalu
Lalu dia berteriak sedikit keras,
"Salam kenal juga, Alam"
Aku tersenyum.
"Hehe iyaa Anita, aku duluan yaa"
Dia tersenyum kembali
Aku berlalu
Lalu dia berteriak sedikit keras,
"Salam kenal juga, Alam"
Aku tersenyum
"Sekarang aku tau kapan dan dimana harus bertemu denganmu, Anita"
"Sekarang aku tau kapan dan dimana harus bertemu denganmu, Anita"
0 Komentar