Mungkin karena saya berasal dari sini, dulu pernah tinggal
disini, jadi sedikitnya ada sesuatu yang tertinggal disini dan tak pernah saya
bawa pulang lagi. Saya tak ingin membawa sesuatu itu pulang ke rumah, tapi saya
simpan di rumah nenek untuk menjadi suatu alasan untuk diri saya mengunjungi
rumah nenek.
Padahal kegiatan di rumah nenek hanya datang, tidur-tiduran,
ngobrol sama nenek dan saudara-saudara, dan kegiatan biasa lainnya. Tapi,
berkunjung ke rumah nenek tak pernah membosankan bagi saya, mungkin karena
sesuatu yang tertinggal itu.
Saya akan selalu menyempatkan berkunjung ke rumah nenek,
walaupun sebulan sekali, atau paling lama 2 bulan, itupun karena kesibukan di kampus
yang menghambat kunjungan.
Semasa kecil, saya selalu datang ke rumah nenek (dulu masih
ada kakek). Datang ke rumah nenek untuk bermain dengan saudara yang lain,
bercanda ria dengan kakek. Kakek adalah orang yang sangat bersahaja, bahkan di
kampungnya dikenal sangat ramah. Saya kangen kakek. Walaupun kakek sedikit
tegas, saya ingat waktu kecil, beliau menyuruh saya dan saudara saya untuk
tidur siang, tapi kami malah bercanda. Akhirnya dia keluar dari kamarnya
membawa sabuk WWE dan mulai menakutkan kami dengan mengangkat sabuk itu,
kami pun mulai memaksa mata untuk tidur.
Sekarang tinggal nenek di rumah nenek, kakek sudah lama
meninggal dan dikuburkan di tanah kusir (dekat kampus saya). Tujuan berkunjung pun berubah, dari bermain
sampai ingin menengok nenek. Semoga nenek selalu sehat.
Rumah nenek saya berada di daerah Ancol, jadi lebih enak
naik kereta, turun di stasiun Jakarta Kota, dari stasiun saya biasanya naik
ontel padahal banyak kendaraan alternatif lain yang bisa digunakan.
Naik ontel dari stasiun ke rumah nenek 15 ribu, jauh lebih
mahal dari angkot, tapi saya selalu ingin naik ontel, karena kenangan yang
ditanam oleh kakek saya, beliau selalu naik ontel jika ingin berpergian dari
atau ke rumah. Setiap naik ontel saya jadi ingat kakek saya. Selalu.
Banyak pakaian-pakaian kakek yang masih saya simpan dan
jaga. Salah satunya adalah jas beliau. Jas yang selalu saya pakai jika saya standup
di SUN (Standup Nite) ataupun show. Jas itu seakan memberi energi kepada
saya, walaupun hanya sugesti. Tapi semua itu adalah kenangan yang ditanamkan
oleh kakek saya. Seakan jas itu merubah kenangan menjadi energi untuk saya.
Banyak yang bilang (saudara saya) kalau saya mirip sekali
kakek saya, ya memang. Dan saya senang mereka menyamakan saya dengan kakek
saya. Kakek saya kurus, saya kurus. Mungkin dari sudut pandang itu. Tapi jauh
dari itu, saya selalu mengidolakan kakek saya. Manusia yang baik hati. Bahkan
sampai sebelum beliau meninggal, beliau masih sempat bersilaturahmi oleh tukang
ontel di depan kampungnya.
Kenangan itu pun saya taruh di Instragram saya, foto
pertama di feeds instagram saya adalah kakek saya. Kalo mau liat, instagram gua; @BachrulAlam_
Sekarang tinggal nenek seorang diri, saya harus selalu
berkunjung ke rumah nenek.
Karena di rumah nenek banyak kenangan yang saya tinggal dan
saya jaga, untuk kembali saya liat di kemudian hari. Semoga kenangan itu tak
pernah meninggalkan saya.
Semoga rumah nenek terus menjadi rumah nenek.
0 Komentar